pengambilan sampel
1.pengantar pengambilan contoh
Pengambilan contoh atau penarikan contoh (sampling) adalah mengambil sejumlah atau sebagian bahan atau barang yang dilakukan dengan menggunakan metode tertentu sehingga bagian barang atau bahan yang diambil bersifat mewakili (representatif) terhadap keseluruhan barang atau bahan (populasi). Contoh (sampel) yang mewakili adalah suatu sampel yang diperoleh dengan menggunakan tekniksampling yang sesuai.
Teknik sampling yang digunakan harus dapat menjamin ketercapaian tujuan pengambilan contoh, teknik sampling tersebut didasarkan pada aplikasi ilmu statistik. Untuk menjamin keberhasilan dan mengurangi keragaman hasil, maka metode yang digunakan, personil yang melaksanakan, peralatan dan tata cara / tata tertib dalam pengambilan contoh distandarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Dalam hal-hal tertentu (seperti analisis forensik), contoh bisa saja tidak representatif tapi ditentukan oleh ketersediaan.
2.petugas pengambilan contoh
Petugas Pengambil Contoh (PPC) adalah seseorang yang bertugas mengambil contoh bahan atau barang, untuk tujuan yang bersifat formal diantaranya untuk pengujian, standarisasi atau forensik. Kualifikasi petugas pengambil contoh (PPC) diatur di dalam SNI ISO 19024. Kompeten secara teknis dan hukum seseorang sebagai Petugas Pengambil Contoh dinyatakan dalam bentuk sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Badan yang berwenang mengeluarkan sertifikat adalah badan atau lembaga sertifikasi personal atau badan sertifikasi.
Persyaratan seseorang untuk dapat mengikuti seleksi menjadi PPC, disesuaikan dengan bidang pekerjaannya minimal telah lulus atau berpendidikan SLTA. Untuk menjadi profesi sebagai PPC, dapat ditempuhmelalaui pelatihan khusus tentang pengambilan contoh pada lembaga diklat. Sedangkan untuk mendapatkan sertifikasi harus menempuh proses ujian profesi yang dilakukan oleh badan sertifikasi. Materi diklat khusus untuk PPC antara lain: pengetahuan komoditi, Pengetahuan teknik pengambilan contoh, pengetahuan sistem standarisasi dan pengawasan mutu, pengetahuan sistem mutu pengambilan contoh, pengetahuan sertifikasi / registrasi PPC, dan praktek pengambilan contoh komoditi tertentu.
Seorang Petugas Pengambil Contoh harus mempunyai visi, kebijakan, sikap dan pengetahuan yang benar dalam melakukan pengambilan contoh.
PPC dalam melakukan teknik pengambilan contoh harus mempunyai visi yaitu mengambil contoh sesuai dengan kaidah yang berlaku dan dilaksanakan secara benar sesuai standar yang berlaku tersebut. Beberapa kaidah dalam pengambilan sampel termuat dalam standar pengambilan contoh diantaranya adalah:
a) SNI 0429-1998 - A: Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat
b) SNI 0428-1998 - A: Petunjuk pengambilan contoh padatan
c) SNI 03-7016-2004 - Tata Cara Pengambilan Contoh Dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air Pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai
PPC dalam melakukan teknik pengambilan contoh harus bijaksana. Teknik pengambilan contoh menuntut kebijakan petugas pengambil contoh dalam melakukan tugasnya agar senantiasa menggunakan hati nurani yang bersih dan melakukan tugasnya secara bijak tanpa dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan lain.
PPC dalam melakukan teknik pengambilan contoh harus mempunyai sikap teliti, cermat , hati- hati yang merupakan tuntutan sikap yang harus dimiliki seorang petugas pengambil contoh.
Petugas pengambil contoh harus memiliki ilmu yang cukup agar dapat mengambil contoh dengan benar. Mereka tidak hanya dapat melakukan namun harus juga tahu bagaimana melakukan pengambilan contoh yang benar dan mengapa melakukan pengambilan contoh dengan cara tersebut.
Sebelum melaksanakan pekerjaannya Petugas Pengambil Contoh harus menyusun program atau rencana pengambilan contoh. Program pengambilan contoh adalah dokumen yang memuat informasi yang terkait dengan pekerjaan dan legalitas pengambilan contoh, yang berisi
Tujuan dari pengujian atau pemeriksaan termasuk informasi tentang komponen bahan atau mikroganisme yang akan ditetapkan.
Pihak-pihak terkait, pelanggan, petugas pengambil ontoh, laboratorium dll.
Sifat bahan contoh, lokasi dan waktu pengambilan contoh.
Jumlah contoh, metode pengambilan contoh, pengemasan dan cara tranportasi. Termasuk di dalamnnya persyaratan contoh aseptis.
Berbagai persyaratan untuk prapenanganan contoh dan pemilihan metode pengujian.
Waktu dan biaya yang diperlukan (termasuk biaya pemeriksaan, pengambilan contoh dan biaya analisa laboratorium).
13
Persyaratan legal formal dan kesepakatan internasional untuk observasi dll.
Persyaratan untuk dokumentasi.
Aspek jaminan mutu penyelidikan atau pengujian (aktivitas pelanggan pemilik contoh, persyaratan petugas pengambil contoh, dan pihak-pihak yang terlibat).
Metode, peralatan dan cara penanganan contoh harus dapat menjamin bahwa kondisi contoh pada saat diambil di lapangan harus tetap sama sampai dengan proses pengujian atau pengamatan dilakukan. Kesalahan atau penyimpangan dalam proses pengambilan contoh dapat berakibat timbulnya kesalahan pada hasil uji atau hasil pengamatan contoh, sehingga informasi karakteristik yang diperoleh tidak sesuai dengan keadaan populasi yang sebenarnya. Pelaksanaan pengambilan contoh harus berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh pada proses, metode statistik yang dipakai, tujuan/kegunaan contoh, cara penangan contoh meliputi pengemasan, transpotasi dan penyimpanannya. Bila dikehendaki, pengecualian, atau penambahan dari prosedur pengambilancontoh yang ditetapkan, harus direkam secara rinci.
3.Prinsip dan dasar-dasar Pengambilan contoh
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu mendapatkan bagian bahan yang benar-benar sama atau mendekati sama dengan sifat populasi. Prinsip pengambilan contoh adalah mengambil bagian dari populasi bahan dimana tiap anggota populasi berpeluang sama untuk terambil menjadi contoh. Sifat-sifat yang tidak diketahui dari populasi disebut parameter-parameter populasi. Dengan mengambil contoh dari populasi adalah usaha untuk menduga parameter-parameter tersebut. Pengacakan adalah suatu cara untuk memperoleh contoh yang mewakili populasi. Pengacakan dapat dilakukan dengan mengundi setiap anggota populasi untuk dijadikan contoh atau dengan menggunakan tabel bilangan acak.
Cara penggunaan Tabel bilangan acak adalah dengan menentukan lebih dahulu ukuran anggota populasi bahan (N) dan ukuran contoh yang akan diambil (n). Misal suatu populasi ukuran N = 45 dan akan diambil contoh sebanyak 7 buah, maka bilangan acak dibaca dua-dua angka, sehingga hasil pembacaannya adalah 01, 02, 03 ….99, 00. Setiap pembacaan yang bilangan lebih dari 2 (45) =90 harus dilewati karena angka 90 adalah kelipatan 45 tersebar yang nilainya di bawah 100. Selanjutnya adalah cara menentukan titik awal pada tabel bilangan acak.
Dengan menggunakan pensil dan mata terpejam, tunjuk di atas satu angka dan baca 3 angka berikutnya, pada daftar bilangan acak. Misalnya hasil angkanya 8472 ini dapat diartikan pembacaan dimulai pada baris ke 84-50 = 34 , lajur ke 72-(100-40) =12. Dengan demikian didapatkan bahwa titik awal dimulai dari baris ke 34 dan lajur ke 12 sehingga didapat deretan angka 60, 63, 73, 57, 08, 68, 60, 68 12, dan 54 . Dengan cara mengurangi dengan kelipatan dari 45 akan didapat angka sebagai berikut : 60 – 45 = 15; 63-45 = 18 ; 73 – 45 = 28 ; 57 – 45 = 12 ; 08- 0 = 8 ; 68 – 45 = 23 ; 60 ( dilewat ); 68 (dilewat) ; 12 (dilewat) ; 54 – 45 = 9 . Hasilnya adalah 7 contoh yang harus diambil adalah anggota populasi dengan nomor 8; 9; 12; 15; 18; 23; dan 28. (Daftar yang digunakan Tabel 1 SNI 0428-1998 atau Tabel 2. SNI 0429-1989-A)
Pengertian sampel yang mewakili adalah sampel yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampling yang sesuai, termasuk sub sampling, untuk menghasilkan keberhasilan yang tepat terhadap sumber sampel atau populasi produk. Berapa jumlah sampel yang harus diuji dan metode apa yang harus digunakan dalam pengambilan sampel merupakan keputusan yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis. Jumlah sampel yang harus diambil sangat dipengaruhi oleh jumlah dan tingkat penyebarannya.
Banyak cara atau metode pengambilan contoh. Petugas pengambil contoh harus mengerti filosofi setiap metode pengambilan contoh tersebut. Pada hakekatnya metode pengambilan contoh berkaitan dengan: ketepatan, acuan filosofi statistik dan resiko dalam keputusan Lakukan Pembacaan pada bilangan acak untuk ukuran sebagai berikut :
Petugas pengambil contoh harus mempunyai pemahaman yang menyeluruh mengenai makna contoh dan pupulasi dan hubungan contoh dengan populasi. Dalam pengambilan contoh hal yang terpenting adalah menerapkan wawasan (pengetahuan) tentang sampling dalam melakukan aktivitas mengambilan contoh.
Petugas pengambil contoh melakukan aktivitas pengambilan contoh terkait dengan biaya. Pengambilan contoh yang benar dan terpercaya memerlukan biaya yang lebih besar, namun dilapangan biasanya tidak tersedia fasilitas yang ideal. Oleh karena itu PPC harus sadar benar bahwa pengambilan contoh berkaitan dengan pengambilan keputusan yang berimplikasi pada resiko dan berkaitan dengan citra perusahaan. Contoh yang diambil dari populasi yang benar dengan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dilakukan dalam rangka untuk :
a) Memperoleh sertifikat analisis oleh laboratorium pengujian. Hal ini berarti contoh digunakan untuk analisa mutu.
b) Memperoleh sertifikasi produk oleh lembaga sertifikasi produk (LSPro)
c) Memperoleh sertifikasi sistem mutu manajemen oleh lembaga sertifikaasi sistem mutu (LSSM)
d) Memperoleh sertifikasi HACCP oleh lembaga sertifikasi sistem hazard Critical control point (LSSHACCP)
e) Tujuan inspeksi yaitu menentukan apakah suatu produk dengan jumlah tertentu diterima atau ditolak oleh lembaga inspeksi
f) Pengendalian mutu (Quality control)
g) Tujuan transaksi barang.
Petugas Pengambil Contoh harus mengetahui lingkup pekerjaan dalam pengambilan contoh. Pengambilan contoh dimulai dari persiapan pengambilan contoh, pelaksanaan pengambilan contoh, pelaporan pengambilan contoh dan transportasi contoh ke laboratorium pengujian.
Tahapan pekerjaan dalam pengambilan contoh untuk tujuan pengujian dilaboratorium dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Menetapkan ukuran contoh (n)
b) Menetapkan cara pengambilan contoh
c) Melakukan pengambilan contoh
d) Melakukan pengamanan contoh (mengemas seuai kaidah yang berlaku)
e) Membuat laporan pengambilan contoh
f) Melakukan transportasi contoh dari tempat pengambilan contoh sampai pada laboratorium pengujian
g) Menyerahkan contoh kepada laboratorium pengujian
h) Laboratorium melakukan pengujian, dan menerbitkan sertifikat mutu.
4.populasi dan contoh
Contoh adalah bagian dari suatu lot (populasi) yang dapat mewakili sifat dan karakter populasi tersebut. Kesimpulan dari populasi yang mendekati kebenaran diawali dengan pengambilan sampel yang benar. Idealnya semua bahan dijadikan sampel yang harus diuji. Namun cara demikian tidak mungkin dilakukan karena membutuhkan banyak waktu, biaya, peralatan, tenaga dan tidak ada bahan atau produk pangan yang tersisa untuk dijual. Pengambilan sampel yang mewakili adalah kemampuan untuk mendapatkan sejumlah sampel yang mewakili populasi (lot atau batch) dengan kondisi sampel tersebut dalam keadaan sesuai untuk pengujian atau pengolahan lebih lanjut. Contoh adalah bagian populasi yang diambil untuk menggambarkan populasi. Sedangkan Populasi adalah sejumlah barang yang menjadi perhatian.
1) Populasi
Berdasarkan keseragaman, populasi dibedakan menjadi tiga yaitu populasi yang seragam (homogen), populasi yang beragam (heterogen) dan populasi berkelas. Jenis populasi tersebut digambaran sebagai berikut. Berdasarkan distribusinya populasi terbagi menjadi tiga jenis yaitu distribusi normal, menceng (skewed) atau ganda
Data populasi perlu diketahui oleh petugas pengambil contoh. Beberapa informasi populasi yang perlu diketahui diantaranya adalah latar belakang populasi seperti asal populasi, deskripsi populasi dan status kepemilikan. Perlu pula diketahi apakah populasi mempunyai data atribut atau data variabel.
2) Contoh
Petugas pengambil contoh harus memahami karakteristik dari contoh yang diambilnya. Contoh atau cuplikan (specimen) harus mewakili populasi. Apabila pengambilan contoh dilakukan dengan benar baik dari teknik maupun metode yang digunakan maka akan mewakili populasi begitu pula sebaliknya. Namun pengambilan sampel perlu diperhatikan dari segi biaya. Jika sampel terlalu sedikit maka tidak mewakili poulasi sebaliknya jika sampel banyak maka akan mewakili populasi namun masalahnya biaya pengambilan sampel dan pengujian sampel akan mahal. Petugas pengambil contoh harus menentukan berapa cantoh yang diambil sehingga tidak terlalu mahal namun tetap mewakili populasi.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pengambilan sampel padat :
Tanding / lot : keseluruhan bahan yang diamati (populasi)
Contoh primer : contoh yang diambil dari tanding (lot)
Contoh campuran : kumpulan dari contoh-contoh yang diambil dari contoh primer
Contoh sekunder : contoh yang diambil dari contoh campuran
Contoh laboratorium : contoh yang dikirim ke laboratorium yang mewakili lot/tanding.
Kemasan karton : wadah yang mengemas kemasan-kemasan kecil
Kemasan kecil : wadah yang mengemas produk langsung dalam jumlah kecil
Bentuk curah : padatan yang berbentuk butiran atau serbuk
Contoh yang diambil dari populasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu contoh benar, contoh bias dan contoh palsu.
5.identivikasi populasi
Pengambilan contoh cairan dan semi padat merupakan hal penting yang harus dilakukan pada pengujian mutu barang / produk baik yang bersifat cairan atau semi padat.Sifat cairan yang mudah meluncur, menyebabkan bentuk cairan menyerupai bentuk tempat atau wadahnya.Bahan cair dan semi padat posisi partikelnya mudah mengalami perubahan jika terjadi gerakan mekanis baik terjadi pada partikel langsung atau pada kemasannya. Pengambilan contoh cairan dan semi padat ini bisa dilakukan pada barang atau bahan yang terkemas atau yang curah. Pengambilan contoh barang/bahan ini dilakukan di tempat yang terlindung dari hal – hal yang dapat mempengaruhi contoh. Menurut SNI 19-0429-1989 tentang pengambilan contoh cairan dan semi padat, populasi dibedakan menjadi bahan cairan/semi padat curah dan bahan cairan/semi padat terkemas.
1) Populasi Berbentuk Curah
Pada populasi bahan cair/semi padat yang berbentuk curah, bahan ditempatkan dalam wadah tangki yang besar (tangki penyimpanan), perlu dilakukan pengadukan agar bahan uji yang diambil contohnya dapat mewakili seluruh bahan contoh uji. Teknis pengambilannya dilakukan secara acak dan untuk beberapa jenis bahan cair telah ada aturan khususnya, misalnya untuk jenis minyak atsiri dan pelumas.
Penyimpanan pada wadah yang tertutup/bersumbat rapat yang bersih dan kering serta terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi contoh bahan uji secara kimiawi. Penyiapan dan penyajian contoh untuk keperluan pengujian dilakukan di laboratorium dengan tindakan pertama melakukan identifikasi contoh. Kemudian contoh dibagi menjadi dua bagian yang sama, satu bagian untuk keperluan pengujian dan sebagian lainnya untuk arsip contoh. Masing-masing bagian contoh dikemas dengan cara yang sesuai standar, yaitu yang dapat menjamin keutuhan karakteristik contoh. Jika diperlukan uji mikrobiologi, penanganan mulai dari pembagian dan pengemasan kembali harus dilakukan secara aseptis. Selanjutnya pendistribusian contoh dalam laboratorium didahulukan untuk uji mikrobiologis. Akhirnya setelah pengujian selesai maka contoh bahan yang telah digunakan harus dimusnahkan dan arsip contoh bahan uji dan data hasil pengujian yang telah diolah disimpan pada tempat dokumen yang mudah untuk didapatkan bagi pihak yang berkepentingan.
Contoh bahan uji yang bila kemasan/tanding dalam bentuk curah maka pengambilan dilakukan pada waktu pengaliran bahan (pengambilan diambil pada saluran/pipa pengalur). Pengambilan contoh ini dilakukan dengan menggunakan pipa yang berkran dan kecepatan aliran diatur sedemikian rupa sehingga bisa membuat gerakan yang mengaduk cairan, pengambilan contoh diambil pada rentang waktu dan volume contoh yang tertentu dan diatur sedemikian rupa sehingga contoh yang terambil memenuhi syarat representatif terhadap jumlah bahan. Pengambilan contoh bahan semi padat yang disimpan/dikemas dalam bentuk curah atau bulky, bisa dilakukan dengan cara mengambil semi padat pada dasar, tengah, atas curahan atau posisi bahan.
Bahan semi padat seperti lemak padat, margarin, mentega, hanya akan dijumpai dalam kemasan curah umumnya pada saat dibagian produksi (line produksi). Di bagian ini biasanya bahan dikondisikan tetap dalam bentuk cair atau agak mencair, sehingga masih dapat bergerak membentuk aliran. Caranya adalah dengan memepertahankan suhu bahan di atas titik bekunya. Dengan demikian prosedur pengambilan contohnya sama dengan bahan cair.
Produk-produk lemak, margarin, mentega dan sejenisnya umumnya produk akhirnya dalam bentuk kemasan dan kondisinya bisa berbentuk padat, agak padat (pasta). Jumlah volume contoh setiap pengambilan harus sama dan seluruh contoh dihomogenkan atau dijadikan satu contoh bahan uji. Contoh yang homogen dan disimpan pada tangki, pengambilannya dilakukan dengan cara mengambil dari lima tempat ketinggian. Satu kali pada jarak sepersepuluh tinggi cairan dari dasar, tiga kali dari pertengahan tinggi cairan, dan satu kali dari 9/10 tinggi cairan dari dasar. Contoh dari masing-masing bagian dicampur menjadi satu sebagai satu contoh. Apabila contoh dikemas dalam tangki silinder horizontal maka pengambilan contoh ditentukan oleh berapa persen tangki terisi cairan.
2) Populasi Berbentuk Terkemas
Contoh yang bersifat cair / semi padat mungkin dikemas dalam
tangki kecil atau drum berkapasitas besar, untuk bahan yang
dikemas dalam kemasan kecil seperti sacheet atau botol kecil
metode pengambilan contohnya tidak termasuk pada metode ini dan
lebih jelas diterangkan pada pengambilan contoh padatan.
Pengambilan contoh yang dikemas dalam drum yang berkapasitas
20 – 200 L , sesuai dengan sifatnya bahan tersebut bila perlu
digoyang atau diaduk hingga bahan tersebut homogen.
6.Pengambilan Contoh
1) Persiapan diri Pengambil Contoh (SNI 19 – 0429 – 1987)
Bahan cairan beradadalam wadah yang dapat diisi berulang-ulang dalam ukuran besar, atau dalam kemasan misal drum. Kemungkian timbulnya dampak tumpahan cairan akibat percikan atau kebocoran harus diantisipasi.
Mengenakan pakaian dan perlengkapan kerja secara lengkap dan benar, jas lab, sepatu kerja bersih, sarung tangan, masker, topi yang kondisinya bersih dan benar cara pemakaiannya.
Membersihkan diri untuk kesiapan bekerja, mencuci tangan dan kaki sampai bersih dengan menggunakan desinfektan dan pembilasan secara benar.
2) Persiapan Administratif
Semua jenis dan jumlah bahan yang diperlukan pada saat pengambilan contoh disiapkan secara baik dan benar. Dokumen sampling yang harus dipersiapkan :
Surat tugas / Surat Perintah Kerja (SPK)
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Program Sampling
Formulir yang diperlukan
Note book
3) Persiapan Peralatan
Semua peralatan atau mesin atau apapaun instrumen yang diperlukan untuk persiapan, pelaksanaan pengambilan contoh dan penanganan contoh diidentifikasi jenis dan jumlahnya secara benar. Lakukan pemeriksaan kondisi alat, dirakit atau diinstall, dan diuji coba sebelum diputuskan untuk digunakan atau tidak digunakan. Jika semuanya beres, selanjutnya dilakukan pengemasan semua peralatan untuk dibawa ke lokasi pengambilan contoh. Pastikan tiap jenis alat dikemas dengan wadah yang berfungsi melindungi alat.
4) Proses Mengambil Contoh
a) Dengan membawa semua perlengkapan dari dokumen, bahan dan peralatan, petugas berangkat menuju lokasi tempat pengambilan contoh.
b) Menyerahkan dokumen surat tugas dan memberikan penjelasan secukupnya tentang pekerjaan yang akan dilakukan kepada petugas atau pemilik barang yang akan diambil contohnya.
c) Menghitung secara pasti atau dengan prediksi kasar pada ukuran tangki atau drum dan ukur permukaan cairan dalam tangki atau drum.
d) Dengan menggunakan alat yang sesuai dengan wadah populasi, ambil contohcairan dengan ukuran mininal akar pangkat dua dari total volume bahan. Titik Sampling bagian atas 90 %, Titik Sampling bagian tengah (50%), dan Titik Sampling bagian bawah 10 % e)
e)Dengan menggunakan alat yang sesuai dengan wadah populasi,
ambil contoh cairan dengan ukuran minimal akar pangkat dua dari
total volume bahan.
f) Terhadap populasi yang dikemas dalam tangki gunakan prosedur
yang ditentukan dalam tabel di bawah.
g) Jika tersedia alat pengambil contoh (thuf sampler), masukkan botol
logam tersebut dalam tangki atau drum sedemikian rupa dalam
posisi tutup botol terbuka. Atur kecepatan dalam pencelupan
sehingga volume cairan dalam botol pada saat diangkat dari dalam
drum atau tangki amksimum 75 % dari colume botol.
h) Jika menggunakan alat berbentuk pipa (dari logam ss, gelas atau zat
plastik lain yang tahap cairan), tanpa dilengkapi klep akses pada
ujung pipa, masukkan pipa tersebut ke dalam drum atau tangki
dalam keadaan terbuka dari permukaan cairan sampai titik
terbawah yang sudah ditetapkan (biasanya minimal 10 cm dari
dasar drum atau tangki). Angkat pipa dalam posisi ditutup (dengan
telapak tangan), sehingga cairan yang ada dalam pipa tidak
tertumpah dan dijadikan sebagai contoh. Jika menggunakan pipa yang dilengkapi dengan klep akes pada ujungnya, maka secara otomastis pada saat pipa diceluplkan dalam cairan klep terbuka dan cairan secara bertahap masuk dalam pipa. Dengan demikian semua lapisan cairan dapat secara merata terwakili dalam cairan contoh yang masuk dalam pipa. Setelah ujung pipa mencapai kedalaman yang ditentukan, angkat pipa dan secara otomatis klep akan menutup dan cairan dalam pipa tidak keluar. Proses pencelupan pipa sampler diulangi hingga diperoleh volume sample yang ditetapkan.
i) Ulangi pekerjaan pengambilan contoh berkali-kali sampai volume contoh sesuaidengan ketetntuan. wadah yang telah disiapkan sesuai dengan sifat dan tujuan pengambilan contohnya .
j) Jika contoh yang diambil juga akan diuji secara mikrobiologi, maka yang harus disiapkan adalah wadah yang sudah steril dan cara memasukkan contoh dalam wadah steril, yaitu secepatnya begitu botol terangkat atau ujung pipa terangkat dari cairan, segera buka secara terbatas wadah steril, masukkan cairan secepatnya dan tutup wadah secara cepat.
k) Contoh yang dihasilkan segera dipindahkan ke tempat yang teduh, diidentifikasi (diberi label) pada kemasannya. Untuk contoh uji mikrobiologis, disimpan dalam pendingin (5 – 8oC) sedangkan contoh untuk uji fisik, organoleptik dan kimia cukup dikemas dalam wadah yang steril atau bersih dan disimpan dalam suhu ruang atau pada kotak pendingin.