2.1 Alkana
2.1.1 Rumus Umum Alkana
Alkana
merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan
rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Senyawa
alkana mempunyai rumus :
CnH2n + 2
Dari
rumus umum di atas jika diketahui jumlah atom karbon maka jumlah H dapat
ditentukan demikian pula sebaliknya. Nama-nama beberapa alkana tidak bercabang
yang sering disebut sebagai deret homolog dapat dilihat pada tabel
berikut:
Nama
|
Rumus
molekul
|
Nama
|
Rumus
molekul
|
metana
|
CH4
|
heksadekana
|
C16H34
|
etana
|
C2H6
|
heptadekana
|
C17H36
|
propana
|
C3H8
|
oktadekana
|
C18H38
|
butana
|
C4H8
|
nonadekana
|
C19H40
|
pentana
|
C5H12
|
eikosana
|
C20H42
|
heksana
|
C6H14
|
heneikosana
|
C21H44
|
heptana
|
C7H16
|
dokosana
|
C22H46
|
oktana
|
C8H18
|
trikosa
|
C23H48
|
nonana
|
C9H20
|
tetrakosana
|
C24H50
|
dekana
|
C10H22
|
pentakosana
|
C25H52
|
undekana
|
C11H24
|
keksakosana
|
C26H54
|
dodekana
|
C12H26
|
heptakosana
|
C27H56
|
tridekana
|
C13H26
|
oktaoksana
|
C28H58
|
tetradekana
|
C14H30
|
nonakosana
|
C29H60
|
pentadekana
|
C15H32
|
trikontana
|
C30H62
|
2.1.2
Tata Nama Alkana
Perbedaan
rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan berbedaan
sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa karbon,
menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C dan
rumus strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh
IUPAC agar dapat digunakan secara internasional.
1.
Rantai tidak bercabang (lurus)
Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon
atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n- (normal). Contoh:
CH3
CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentana
2.
Jika rantai karbon bercabang, maka:
a.
Tentukan rantai induk, yaitu
rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain. Rantai induk
diberi nama alkana.
rantai
induk terdiri dari 6 atom C, sehingga diberi nama heksana
b. Penomoran.
Berilan
nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
Jika nomor dari bawah, maka cabang ada di nomor
3. tetapi jika dari kanan, maka cabang ada di nomor 4. Sehingga dipilih
penomoran dari ujung bawah.
c. Tentukan
cabang, yaitu atom C yang yang
terikat pada rantai induk. Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil
sesuai struktur alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut:
d. Tabel
Nama Alkil
e. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang:
Nomor cabang-nama cabang nama rantai induk:
Nama untuk struktur di atas adalah: 3-metilheksana
jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis,
maka tulis nomor-nomor cabang dari alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan
di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis.
Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka
nama-nama alkil disusun menurut abjad.
3.
Tambahan untuk penomoran khusus
a.
Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka pilih
rantai induk yang mempunyai cabang lebih terbanyak.
Rantai induk = 5 atom C Rantai induk = 5 atom C
Cabang = 2 (metil dan etil) Cabang = 1
(isopropil)
Sehingga yang dipilih adalah struktur yang
pertama : 3-etil-2-metilpentana
b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih
banyak diberi nomor yang lebih kecil.
Dari kiri, nomor 3 terdapat cabang etil
Dari kanan, nomor 3 terdapat cabang metil.
Sehingga yang dipilih adalah penomoran dari kiri:
3-etil-4metilpentana.
2.1.3
Sifat-sifat Alkana
a.
Sifat fisik
1. Semua
alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang
baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana
bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih
kecil daripada 1.
2. Pada
suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16
berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin
banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah
atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.
Alkana
|
Rumus
|
Titik didih [°C]
|
Titik lebur [°C]
|
Massa jenis [g·cm3] (20°C)
|
|
CH4
|
-162
|
-183
|
gas
|
|
C2H6
|
-89
|
-172
|
gas
|
|
C3H8
|
-42
|
-188
|
gas
|
|
C4H10
|
0
|
-138
|
gas
|
|
C5H12
|
36
|
-130
|
0.626 (cairan)
|
|
C6H14
|
69
|
-95
|
0.659 (cairan)
|
|
C7H16
|
98
|
-91
|
0.684 (cairan)
|
|
C8H18
|
126
|
-57
|
0.703 (cairan)
|
|
C9H20
|
151
|
-54
|
0.718 (cairan)
|
|
C10H22
|
174
|
-30
|
0.730 (cairan)
|
|
C11H24
|
196
|
-26
|
0.740 (cairan)
|
|
C12H26
|
216
|
-10
|
0.749 (cairan)
|
|
C20H42
|
343
|
37
|
padat
|
|
C30H62
|
450
|
66
|
padat
|
|
C40H82
|
525
|
82
|
padat
|
|
C50H102
|
575
|
91
|
padat
|
|
C60H122
|
625
|
100
|
padat
|
b.
Sifat kimia
1. Pada
umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam
oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan
uap air.
3. Jika
alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2,
Br2, I2), atom-atom H pada alkana akan digantikan oleh
atom-atom halogen.
2.1.4
Keisomeran Alkana
Struktur
alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang mengandung
tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6
dan C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata
atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga memilki rumus molekul dan rumus
struktur molekul sama. Perhatikan gambar di bawah ini:
Dalam
senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur
molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10
mempunyai dua kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya
seperti di bawah ini:
Untuk
senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya
pada kerangka struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.
Untuk
pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan
untuk menata atom-atom karbonnya yaitu:
Kita
dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C
pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang
tertera ditabel bawah ini:
Jumlah atom C
|
C4
|
C5
|
C6
|
C7
|
C8
|
C9
|
C10
|
Rumus molekul
|
C4H10
|
C5H12
|
C6H14
|
C7H16
|
C8H18
|
C9H20
|
C10H22
|
Jumlah isomer
|
2
|
3
|
5
|
9
|
18
|
35
|
75
|
2.1.5 Kegunaan dan Bahaya Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana, sebagai :
Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black
(tinta,cat,semir,ban).
Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG
(Liquified Petrolium Gases).
Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut
pada sintesis.
Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak
bumi dan gas alam merupakan bahan baku utama untuk sintesis berbagai senyawa
organik seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain.
Bahan baku indutri. Berbagai produk industry
seperti plastic, detergen, karet sintesis, minyak rambut, dan obat gosok dibuat
dari minyak bumi atau gas alam.
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak
Bumi/mentah
TD (oC)
|
Jumlah
C
|
Nama
|
Penggunaan
|
<
30
|
1 - 4
|
Fraksi gas
|
Bahab bakar gas
|
30 –
180
|
5 -10
|
Bensin
|
Bahan bakar mobil
|
180 -
230
|
11 - 12
|
Minyak tanah
|
Bahan bakar memasak
|
230 -
305
|
13 - 17
|
Minyak gas ringan
|
Bahan bakar diesel
|
305 -
405
|
18 - 25
|
Minyak gas berat
|
Bahan bakar pemanas
|
Sisa destilasi :
a.
Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin.
b.
Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi.
Sedangkan
Bahaya alkana adalah:
Metana bersifat eksplosif (mudah meledak)
ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4).
Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak
apabila bercampur dengan udara.
Alkana suku rendah yang berbentuk cairan sangat
mudah terbakar.
Pentana, heksana, heptana, dan oktana
digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya bagi lingkungan dan beracun.
Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin.
Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga dapat bersifat karsinogenik.
2.2
Alkena
Alkena
yang paling sederhana adalah etena atau etilena
(C2H4) Senyawa aromatik
seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri
mereka berbeda sehingga tidak dianggap sebagai alkena.
2.2.1 Rumus Umum Alkena
Alkena
adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C
= C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang
mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya.
Bagaimana rumus umum alkena? Perhatikan
senyawa-senyawa di bawah ini kemudian bandingkan!
Apa
kesimpulan yang Anda ambil? Ya benar, alkena ternyata mengikat lebih sedikit
dua atom hidrogen dibandingkan alkana. Karena rumus umum alkana CnH2n
+ 2, maka rumus umum alkena adalah :
CnH2n
2.2.2 Tata Nama Alkena
1)
Alkena rantai lurus
Nama
alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan mengganti
akhiran –ana menjadi –ena.
Contoh:
CH3
CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentena
2)
Alkena rantai bercabang
Urutan
penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap.
Contoh:
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah
satu ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan
berdasarkan posisi cabang).
Contoh:
c) Penamaan, dengan urutan:
- nomor atom C yang mengikat cabang
- nama cabang
- nomor atom C ikatan rangkap
- nama rantai induk (alkena)
Contoh:
2.2.3 Sifat-sifat Alkena
1) Sifat
Fisis
1. Pada
suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair
dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air
maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur.
Karena kerapatan cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di
atas lapisan air.
2. Dapat
terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi
daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama.
2) Sifat
Kimia (Reaksi-reaksi Alkena)
Alkena
jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena
terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut.
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut:
a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan
cara mengikat atom lain.
Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah:
(1) Gas hidrogen (H2)
CH2 = CH2+ H2
etana
CH3– CH3
etena
(2) Halogen (F2, Cl2, Br2,
dan I2)
CH2
= CH – CH3 + Br2
Propena
(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)
Jika
alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H
dari asam halida akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki
atom H lebih banyak.
Contoh:
Propena 2–kloropropena
b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)
Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan
H2O.
C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O
Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan
CO dan H2O.
C2H4 + 2 O2 2 CO + 2 H2O
c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul molekul sederhana
(monomer) menjadi molekul besar (polimer).
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
n CH2 = CH2 -> – CH2 – CH2– -> [– CH2 –
CH2 –]n
2.2.4 Keisomeran Alkena
Pada
senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8
sama seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa
alkena yaitu isomer struktur dan isomer geometri.
a. Isomer Struktur
Isomer Kerangka/ Rantai
Isomer posisi
Isomer
posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap
karbon-karbon dalam molekul yang sama.
b. Isomer geometri
Ikatan
rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab jika
diputar akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar
sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari
ketegaran, ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh
berikut, ada dua isomer untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3),
yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.
c.
Isomer Fungsional
Isomer fungsional
pada alkena dimulai dari propena (C3H6)
2.2.5 Kegunaan Alkena
Kegunaan Alkena sebagai :
Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur
dengan O2)
Untuk memasakkan buah-buahan
bahan baku industri plastik, karet sintetik,
dan alkohol.
2.3
Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Salah satunya adalah etuna yang
disebut juga sebagai asetilen dalam perdagangan atau sebagai pengelasan.
2.3.1 Rumus Umum Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh
yang mengandung ikatan rangkap tiga.
Perhatikan
contoh berikut
Bagaimana
rumus umum alkuna? Masih ingatkah Anda dengan senyawa alkadiena?
Perhatikan rumus struktur senyawa-senyawa di bawah ini!
Alkuna
Alkena
Bagaimana
jumlah atom C dan H pada kedua senyawa di atas? Ternyata untuk alkuna dengan
jumlah atom C sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 6. Sedangkan untuk alkena
dengan jumlah atom C sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 8.Jadi, rumus umum
alkuna adalah:
CnH2n
– 2
2.3.2 Tata Nama Alkuna
1) Untuk
alkuna rantai lurus,
dinamakan sesuai dengan alkana dengan jumlah atom karbon yang sama, namun
diakhiri dengan -una. Berikut adalah alkuna dengan jumlah atom karbon
2-10 disebut:
2) Alkuna rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C
yang berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil. Contoh:
c) Penamaan, dengan urutan:
• nomor C yang mengikat cabang
• nama cabang
• nomor C yang berikatan rangkap tiga
• nama rantai induk (alkuna)
Contoh:
3–metil–1–butuna
(bukan 2–metil–3–butuna)
4–metil–2–heksana
(bukan 3–metil–4–heksana)
Contoh
1. Tulislah nama senyawa berikut ini.
jawab:
4–metil–2–pentuna
2–metil–3–heksuna
2. Tulislah rumus struktur dari:
a. 2,2–dimetil–3–heksuna
b. 3–etil–1–heptuna
Jawab:
a. 2,2–dimetil–3–heksuna
b. 3–etil–1–heptuna
2.3.3 Sifat-sifat Alkuna
1) Sifat Fisis
Sifat
fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi
suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama
berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi
berwujud padat.
2) Sifat Kimia (Reaksi Alkuna)
Reaksi-
reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah
pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi
dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama.
Contoh:
Reaksi penjenuhan etena oleh gas hydrogen
Bandingkan dengan reaksi penjenuhan etuna
dengan gas hidrogen!
2.3.4 Keisomeran Alkuna
Pada
senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia (C4H6)
memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan
dijelaskan mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang
dimiliki butuna (C4H6)
a. Isomer Posisi
Pada
pentuna C5H8 memiliki 3 isomer seperti di
bawah ini:
b. Isomer kerangka/ rantai
c. Isomer Fungsi
2.3.5 Kegunaan Alkuna
Kegunaan Alkuna sebagai :
etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk
mengelas besi dan baja.
untuk penerangan
Sintesis senyawa lain
- Gas asetilena (etuna) digunakan untuk
bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar dengan oksigen maka dapat
mencapai suhu 3000ยบ C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan untuk
melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.
- Asetilena terklorinasi digunakan sebagai
pelarut. Asetilena klorida juga digunakan untuk bahan awal pembuatan
polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
- Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang
sangat bagus dan bisa digunakan untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil
halida untuk melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian sangat penting
untuk menambah panjang rantai senyawa organik.
2.4
Sikloalkana
2.4.1
Pengertian dan Rumus Umum
Sikloalkana adalah golongan senyawa
hidrokarbon jenuh yang rantai atom-atom karbon-karbonnya tertutup (membentuk
cincin), sehingga termasuk hidrokarbon siklik. Karena sifat-sifat sikloalkana
sangat mirip dengan golongan alkana (hidrokarbon alifatik), maka sikloalkana
dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik. Rumus umum sikloalkana CnH2n.
Dengan pasangan-pasangan elektron yang
saling berdekatan, terjadi tolak menolak antara pasangan-pasangan elektron yang
menghubungkan atom-atom karbon. Ini membuat ikatan-ikatan lebih mudah terputus.
Dalam pemberian nama sikloalkana selalu
digunakan awalan siklo-. Sebagai contoh, sikloalkana yang mengandung 3 atom C
dinamakan siklopropana, yang mengandung 4 atom C dinamakan siklobutana, dan
seterusnya. Pada sikloalkana yang mengandung substituen, pemberian namanya
adalah dengan terlebih dahulu menyebut nama substituen tersebut, diikuti dengan
nama sikloalkananya.
Sebagai contoh, siklopentana yang
mengandung sebuah substituen metil diberi nama metilsiklopentana. Bila
substituennya lebih dari sebuah diperlukan penomoran dan dengan memperhatikan
urutan alfabetik huruf pertama masing-masing substituen. Sebagai contoh,
1,4-dimetilsikloheksana, 4-etil-1-metilsikloheksana, dan
1-tersierbutil-4-metilsikloheksana.
2.4.2 Tata Nama Sikloalkana
Sikloalkana tergolong hidrokarbon
siklis/jenuh dengan rumus umum CnH2n yang memiliki
sekurang-kurangnya 1 cincin atom karbon. Golongan senyawa ini termasuk
hidrokarbon jenuh, karena rantai atom C berikatan kovalen tunggal.
Contoh penamaan senyawa sikloalkana :
o
Siklo
propana, C3H6, (CH2)3, 3 atom C
melingkar, setiap atom C mengikat 2 atom H.
o
Siklo
butana, C4H8, (CH2)4, 4 atom C
melingkar.
o
Siklo
pentana, C5H10, (CH2)5, 5 atom C
melingkar.
o
1,1,2-tribromo
siklo butana, berarti dalam siklobutana terdapat 3 gugus cabang brom, Br; 2
cabang terletak.
o
1,1,2-trietil-3-metil
siklo heksana; berarti sikloheksana memiliki 4 gugus chabang, 3 cabang adalah
gugus etil.
2.4.3
Klasifikasi Sikloalkana
Sikloalkana paling sederhana adalah
siklopropana yang memiliki 3 atom C dengan konformasi berbentuk planar.
Sedangkan pada sikloalkana dengan jumlah atom C penyusun cincin lebih dari 3
memiliki bentuk yang tidak planar dan melekuk, membentuk suatu konformasi yang
paling stabil (memiliki energi paling rendah), ingat bentuk molekul gula yang
berbentuk segi enam, berupa pelana kuda dan bentuk kursi adalah bentuk yang
stabil. Tabel di bawah ini menyajikan beberapa bentuk sikloalkana.
|
Klasifikasi
berdasarkan jumlah struktur atom karbon
|
Sikloalkana juga hanya mengandung
ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C, hanya saja atom-atom karbon tergabung dalam
sebuah cincin. Sikloalkana yang paling kecil adalah siklopropana.
Jika menghitung jumah karbon dan
hidrogen pada gambar di atas, akan terlihat bahwa jumlah atom C dan H tidak
lagi memenuhi rumus umum CnH2n+2. Dengan tergabungnya
atom-atom karbon dalam sebuah cincin, ada dua atom hidrogen yang hilang.
Dua atom hidrogen yang hilang memang
tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum untuk sebuah sikloalkana adalah CnH2n.
Sikloalkana juga mempunyai gugus
cincin. Sikloheksana misalnya, memiliki sebuah struktur cincin yang
sebagai "cincin yang berkerut".terlihat seperti ini:
Struktur ini dikenal sebagai bentuk "kursi" dari sikloheksana –
sesuai dengan bentuknya yang sedikit menyerupai sebuah kursi.
2.4.4 Sifat-sifat Sikloalkana
Sifat kimia sikloalkana merupakan
pengembangan konsep atau materi pengayaan. Penalarannya tidak sulit dan
sifatnya mirip alkana. Sikloalkana, sifatnya mirip dengan alkana, yaitu rantai
atom C memiliki ikatan kovalen tunggal . Akibat dari reaksinya mengalami
subtitusi
Perbedaan alkana dan sikloalkana adalah
Alkana tergolong alifatis, yaitu rantainya terbuka, sedang sikloalkana adalah
hidrokarbon siklis, rantainya tertutup. Rantai terbuka berarti gerakan
molekulnya lebih leluasa. Sedangkan sikloalkana seperti dipaksakan, kemungkinan
besar sikloalkana lebih mudah bereaksi. Apalagi siklopropana yang rantai C-nya
terpendek. Jadi siklopropana paling tidak stabil atau paling realtif."
Dikatakan siklopropana memiliki sifat
ekstra, yaitu rantai tertutupnya mudah terbuka. Reaksi membukanya ikatan ini
dinamakan adisi dan reaksi ini dapat berlangsung di ruang gelap maupun ada UV.
Namun apabila ada UV maka reaksinya campuran, adisi dan substitusi.
Reaksi
adisi siklopropana dengan Br2?
" (CH2)3 +
Br2 →
CH2BrCH2CH2Br
namanya 1,3-dibromo propana."
Substitusi
siklobutana dengan Cl2?"
"Akan membentuk 1-khloro
siklobutana, persamaan reaksinya:
(CH2)4 + Cl2
→ (CH2)3CHCl
+ HCl."