Bahan Kimia Rumah Tangga adalah semua bahan yang sehari-hari kita temukan. kita pegang, kita gunakan untuk berbagai macam keperluan yang mengandung olahan buatan yang berbahaya pada penggunaan volume tertentu. Satu-satunya tempat yang tidak dijumpai bahan kimia hanyalah di ruang hampa (vakum). Bahan Kimia ini mungkin tidak terlalu berpengaruh untuk orang dewasa. Namun bagi anak-anak, bahan-bahan tersebut bisa menjadi sangat berbahaya atau mamatikan.
Sebagian besar bahan kimia terjadi secara alamiah, tetapi ada juga yang diproduksi oleh mahluk hidup. Batu-batuan, pasir, besi, katun, gula dan garam adalah beberapa contoh bahan kimia yang telah digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan, misalnya untuk membuat rumah, bahan pakaian dan makanan. Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan kini telah banyak ditemukan bahan kimia alami yang diproses menjadi bahan yang lebih berguna bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai pembersih, pemutih, pewangi dan insektisida.
A. BAHAN PEMBERSIH
Kotoran yang menyatu dengan minyak atau lemak tidak dapat dibersihkan hanya dengan air,
untuk menghilangkannya perlu sabun dan detergen. Sabun merupakan bahan kimia yang ramah lingkungan karena mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
a. Sabun
Sabun dibuat dari minyak nabati atau lemak hewan dari natrium hidroksida atau kalium hidroksida dengan cara dipanasi. Sabun dibuat dengan mereaksikan lemak atau minyak dengan suatu basa (KOH atau NaOH ). Reaksi pembuatan sabun disebut dengan reaksi saponifikasi /penyabunan.
Lemak + basa → sabun + gliserol
Ada 2 macam sabun:
1) Sabun lunak, yaitu sabun yang basanya berasal dari kalium hidroksida (KOH).
2) Sabun keras, yaitu sabun yang basanya berasal dari natrium hidroksida (NaOH).
Sabun bersifat basa, Jika air sabun terminum terasa pahit dan dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Cara kerja sabun dalam membersihkan kotoran adalah dengan menurunkan tegangan permukaan air, sehingga air mudah membasahi bahan, kemudian menarik kotoran dari bahan serta menahannya agar tetap sebagai suspensi dalam air. Pengucekan pakaian saat dicuci akan membantu kerja sabun melepaskan kotoran dari pakaian.
b. Detergen
Detergen adalah bahan LAS (Linier Alkil Sulfonat) atau ABS (Alkii Benzen Sulfonat) yang
direaksikan dengan basa NaOH. LAS lebih mudah terdegradasi/terurai oleh mikroorganisme karena rantai hidrokarbon lurus, tidak bercabang. ABS lebih sulit terdegradasi mikroorganisme karena memiliki rantai hidrokarbon panjang bercabang. sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. SDS (Sodium Dodecyl Sulfat) paling mudah terdegradasi karena gugus hidrofobnya pendek sehingga aman bagi lingkungan.
Persamaan sabun dan detergen :
1) Dapat melepaskan kotoran dari suatu benda.
√ Bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan sehingga air lebih mudah membasahi permukaan benda, lalu menarik kotoran pada benda tersebut dan akan terbawa air.
√ Zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan suatu cairan disebut surfaktan ( surface active agents) yang merupakan komponen utama detergen
2) Memiliki gugus hidrofil (untuk menarik air) dan gugus hidrofob (untuk mengikat kotoran
yang melekat pada benda yang di cuci)
Perbedaan sabun dan detergen ;
1) Sabun adalah garam alkali karboksilat, detergen adalah garam alkali alkil sulfat/sulfonat.
2) Molekul sabun lebih mudah terdegradasi bakteri sehingga harganya mahal, sedangkan molekul detergen lebih sulit terdegradasi bakteri sehingga harganya murah.
3) Sabun tidak dapat bekerja di air sadah karena akan bereaksi dengan ion Ca2+ dan Mg2+ sehingga terjadi pengendapan. Detergen dapat bekerja di air sadah karena tidak bereaksi dengan ion Ca2+ dan Mg2+. Air sadah sdalah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg 2+. Zat-zat yang menyebabkan kesadahan adalah CaCl2, CaSO4, Ca(HC03)2, MgCl2, MgSO, Mg(HC03)2.
4) Sabun umumnya berbentuk padat/cair, detergen umumnya berbentuk bubuk
c. Shampo
Detergen dapat dibuat menjadi shampo yang digunakan untuk membersihkan kulit kepala dan rambut, Shampo bersifat alkalis karena dibuat dengan bahan dasar natrium lauril sufat atau natrium dodesil sulfat. Saat rambut dikeramas, batang rambut akan mengembang dan sel-selnya membuka. Pada saat inilah detergen masuk ke dalam rambut Semua lemak dan kotoran yang melekat baik di kulit kepala maupun di rambut akan tercuci, sehingga kulit kepala dan rambut terasa ringan dan bersih.
B. BAHAN PEMUTIH
Bahan pemutih merupakan bahan kimia yang biasa digunakan untuk membuat putih pakaian (mengelantang) dan makanan. Fungsi bahan pemutih yaitu :
· Menghilangkan noda atau kotoran yang membandel pada pakaian
· Membunuh bakteri
· Memutihkan pada proses pembuatan tepung terigu
Bahan pemutih (bleaching powder) terdiri atas :
· Zat aktif yaitu natrium hipoklorit (NaClO) atau larutan klorox
· Kapur klor atau Ca(OCl2) yaitu campuran dan CaCI2 dan Ca(OH) 2.
Pemutih dapat berbahaya jika digunakah bersama dengan detergen, sebab dapat bereaksi menghasilkan gas klorin (Cl2) yang beracun.. Pemutih pakaian dibuat untuk mengatasi kotoran yang sulit dibersihkan. Bahan pemutih yang sehari-hari digunakan biasanya mengandung 5,25 natrium hipoklorit atau natrium perborat.
C. BAHAN PEWANGI
Bahan pewangi yang ada di rumah kita bermacam-macam, diantaranya pewangi tubuh (parfum), pewangi ruang dan pewangi pakaian. Cara penggunaannya dapat disemprot, dioles atau diletakkan begitu saja, Bahan utama pewangi adalah zat kimia alami atau sintetis yang mempunyai aroma wangi dengan pelarut alkohol. Bahan pewangi dapat diperoleh dari :
a. Alam, contoh: vanilin dari tanaman vanili, eugenol dari tanaman cengkeh, sitrat dari tanaman jeruk.
b. Sintetis/buatan, contoh : indol, etiil miristat, alil kaproat, anisaldehid.
Pewangi tubuh (parfum adalah hasil percampuran berbagai macam fragrance/wewangian.
Salah satu proses pengambilan komponen esensial dalam parfum adalah metode enfluoranse dengan menangkap bahan parfum yang bersifat volail ( gas yang mudah menguap ) ke dalam suatu lemak padat untuk menghasilkan aroma tertentu yang sulit dilarutkan atau ditangkap oleh pelarut cair biasa. Pewangi yang berwujud cair biasanya dikemas dalam botol untuk mengeluarkannya digunakan zat pendorong ( propelen ) agar keluar dalam bentuk aerosol ( zat cair yang terdispersi dalam udara ). Propelen yang biasa digunakan adalah CFC ( Chloro Fluro Carbon ) atau freon dan CO2. CFC biasa digunakan sebagai cairan pendingin ( refrigrant ) pada kulkas, AC. Dampak negatif penggunaan CFC adalah merusak lapisan ozon di atmosfer.
Bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam pengharum ruangan diantaranya butana, propana, amonia, fenol dan formaldehid. Efek yang terjadi pada tubuh adalah iritasi pada mata, selaput lendir hidung, tenggorok, kulit, menimbulkan rasa mual, pusing, kanker, tumor, asma dll.
D. Pembasmi Hama (Pestisida)
Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman secara kimia dilakukan dengan menggunakan anti hama yang disebut pestisida. Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama dan penyakit. Pestisida berdasarkan asal dan sifat kimianya dibedakan menjadi dua yaitu: .
1. Pestisida alami, yaitu pestisida yang ramah lingkungan / tidak menyebabkan pencemaran misal nikotinoida dari tembakau, piretroida dan rotenoida.
2. Pestisida sintetik, dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Organik, macamnya antara lain :
- Organoklor /mengandung klor, umumnya bersifat racun, contoh DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana), aidrin, dieldrin, endosulfan, dikofol, folfel, lindan, kliordan, BHC.
- Organofosfat/mengandung gugus fosfat, bersifat racun tetapi mudah terdegradasi dan lebih cepat hilang keaktifannya, contoh ; malathion, biothion, diazinon, venthiom, metil parathion, etil parathion.
- Karbamat/merupakan turunan asam ditiokarbomin yang disebut dengan ditiokarbamat, contoh karbaril, karbotorum, BPMC, furadan, sevin.
- Heterosiklik, contoh kepone, mirex
- Dinitrofenol contoh
- Sulfonat contoh sulfan
b. An organik yaitu garam-garam beracun contoh arsenat, fluorida, tembaga sulfat, garam merrkuri.
Jenis pestisida berdasarkan jenis hama/tanaman pengganggu yang diberantas antara lain :
- insektisida adalah pemberantas serangga, contoh diazinon, tiodan, basmion, timbel arsenat, magnesium fluorosilikat
- nematlsida adalah pemberantas cacing, contoh oksamil, natrum metam
- fungisida adalah pemberantas jamur, contoh tembaga oksiklorida, natrium dikromat
- rodentisida adalah pemberantas tikus, contoh senyawa arsen, thalium sulfat
- herbisida adalah pemberantas gulma/rumput, alang-alang, contoh : totacol, amonium sulfonat, gramoxon, pentaklorofenol.
Pestisida daftar hitam yaitu pestisida yang tidak boleh digunakan karena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan yaitu DDT, dieldrin, aldrin, klordan, dinozab, lindane, senyawa merkuri, pentaklofenol.
Dampak negatif penggunaan pestisida:
1. Pencemaran air
Pestisida yang terbawa air dapat meracuni air dan membunuh organisme air. Urutan rantai makanan dari plankton --- ikan – manusia, jika berlangsung dalam waktu yang lama dapat membahayakan bagi manusia.
2. Pencemaran tanah
Pestisida dapat membunuh organisme yang kecil dalam tanah seperti cacing, jamur, bakteri serta organisme penyubur tanah lainnya sehingga tanah menjadi tandus.
Hal-hal yang menyebabkan DDT berbahaya adalah :
- Molekulnya sulit terdegredasi oleh mikroorganisme
- Bersifat stabil
- Mudah larut dalam lemak sehingga mudah diabsorbsi oleh organisme yang berlemak
- Mengakibatkan kematian bagi binatang yang memangsanya
- Dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kekebalan/ resistensi pada hewan yang akan dibasmi.
Salah satu alternatif untuk mengurangi dampak negatif pestisida adalah menggunakan pestisida alami ( biopestisida ). Misalnya biofungisida yang telah dikembangkan oleh BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi ). Biofungisida dikembangkan dari Trichoderma harzianum dengan bahan aktif berupa konidia aseksual yang bersifat parasit terhadap jamur lain sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terhadap jamur fitopatogen yang menyerang palawija, sayuran dan buah-buahan.
Keuntungan penggunaan biofungisida adalah :
- Dapat dikembangkan dan mudah dimonitor sehingga keberadaannya di lingkungan dapat bertahan lama
- Aman bagi manusia, hewan, dan lingkungan karena tidak menimbulkkan residu kimia yang berbahaya
- Bersifat spesifik target sehingga tidak menimbulkan hilangnya organisme nontarget
- Mampu mengkoloni rhizosfer/ daerah akar dengan cepat sehingga dapat melindungi akar dari serangan jamur dan tanaman dapat tumbuh dengan cepat serta meningkat produktifitasnya.
- Mengembalikan keseimbangan alamiah / tidak terjadi predominansi satu jenis organisme dan mengembalikan kesuburan tanah
- Harga lebih murah dari fungisida kimiawi.
Ringkasan:
- Bahan Kimia dengan penggunaan yang salah atau berlebihan akan menimbulkan efek yang membahayakan kehidupan,
- Bahan Kimia Rumah Tangga yang digunakan manusia juga akan menggangu ekosistem lingkungan alam sekitar.